Rabu, 30 Mei 2018

Airmata tak juga bisa mengering


Angga Berliana Dewi
April 9, 2010 ·

Airmata tak juga bisa mengering

aku lupa,
tanggal berapa tepatnya,
ketika aku merasa begitu bahagia masuk SMA Unggulan,
dan hari itu libur pertamaku di SMA

PAgi itu, Bapak masih sehat walafiat
ia masih bisa bercanda, yah seperti biasanya
suasana di mobil kami, suasana perjalanan itu sangat menyenangkan

sampai ketika adzan dzuhur tiba di bulan ranadhan tahun itu
kami menunaikan sholat bersama,
selepas sholat, Bapak bilang ia capeek....
akhirnya ia tidur sebentar di masjid itu.
puuulaasss sekali.
tetapi ketika tangannya kusentuh sedikitttt saja, bapak langsung terbangun.
yah seperti biasanya, mudah tidur, mudah juga bangun.

perjalanan kemudian kami lanjutkan.
tyada yang sediih. semua bahagia.
apalagi Bapak, sambil nyetir, ia tetap bisa bercanda,
tapi ternyata semua itu tidak lama.
entah apa yang terjadi, musibah itu terjadi

aku tersentak kageeettt. Bapaaaakkkk..
mobil kami terbalik. kaca semua pecah. aku hanya mendengar ibu terus bertasbih.
aku bahkan sampai tak merasa ada luka begitu parah di kaki kiriku yang membuatku tidak bisa berjalan beberapa minggu.
aku dan adikku keluar dari jendela. ibu juga.
kami terus memanggil Bapaaakkkk...
aku sentuh tangannya keraassss sekali...
tapi kenapa bapak tidak juga bangun.
biasanya sedikit kusentuh aja bapak langsung bangun.

Ya Allah, ketika itu aku tak bisa bicara apa2
aku hanya bisa mennagis, berdoa,
Ya Allah, Selamatkan Bapakku.
Ibu pingsan... ditengah jalan aku dan adikku terlantar

untunglah ada warga yang membantu membawa kami kerumah sakit.
di rumah sakit itu aku lihat bapak tergeletak di tempat tidur.
aku teriak ke suster. "SSSUUUSStttteeerr, mana dokternya??? kenapa Bapakku gak ditolong dokter??? kenapa didiemin aja gitu???""
suster hanya bilang " sabar ya dek, dokternya sedang dalam perjalanan"
sambil terus ngobatin lukaku.
"Susssteeerrr aku gak sakiiittt, gak usah urusin aku, obatin Bapakku aja ceepeettttt." padahal ketika itu luka dikakiku berdarah hebat. tapi anehnya aku tak sedikitpun merasa sakit.

Aku tahu suster itu hanya bohong/.
ketika aku tau kenyataannya,
serasa hidupkupun ikut selesai ketika itu juga,
YA ALLah, Robbii,,, aku kini yatim..

Sepanjang jalan aku hanya menagisss,,
dan aku lihat adikkupun mennagis. itulah terakhir kali aku lihat adikku menangis. karena ssetelah itu adikku jadi jauuuh lebih dewasa. sungguh perubahan yang luar biasa...
ibuku pingsan. (susah diceritakan...)

sampai solo, semua menangis.....
kakak/ adik mereka yang mereka tunggu2 kedatangannya,
datang dalam sebuah peti kayu.

Ya Allah, saat itu aku sungguh tidak percaya.
dan aku masih yakin ini mimpi.
tapi, aku harus segera bangun. aku harus ikhlas.

Bapak, Selamat jalan,
engkau selalu ada dihatiku.
sekarang aku sudah sarjana, walau bukan jadi dokter seperti yang bapak mau
tetapi aku selalu berusaha terus belajar
samapi suatu hari nanti aku bisa jadi profesor. ^_^

Doaku selalu besertamu
tunggu aku, adik dan ibu di surga ya,
kita akan berkumpul kembali
di syurgaNya., Amin...

yang baca ini, jangan ikutan nagis dong...
bersyukurlah yang masih punya orangtua lengkap.
sesungguhnya, tyada yang lebih indah seindah orangtua kandung.
aku selalu bahagia, walau hidupku kini berubah
setelah bapak tyada...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar