Angga Berliana Dewi
May 7, 2010 ·
5 menit bersama Bidadariku
Sahabat,
hari ini saya membaca sebuah cerita dari "ZAKAT"
yang sangat mengharukan.
dari cerita ini kita diingatkan kembali bahwa
Allah, telah menciptakan kita berpasang-pasangan
bahkan sebelum kita dilahirkan
tiada yang perlu diragukan dari janji Allah tersebut.
ini cerita tentang seorang wanita sholehah bernama Aini.
Aini adalah wanita yang memiliki Kedewasaan sikap,
keshabaran, keistiqomahan, dan pengabdian yang luar biasa dalam meretas jalan
dakwah . Seorang Penggerak dakwah yang tangguh dan tak pernah menyerah. Sosok
yang tidak pernah mengeluh, tidak pernah putus asa dan memiliki prasangka baik
yang teramat tinggi kepada Allah.
Ketika beberapa gadis lain yang lebih muda usianya
melenggang dengan mudahnya menuju jenjang pernikahan, maka Aini ,Allah
taqdirkan harus terus meretas kesabaran. Beberapa kali saya berikhtiar
membantunya menemukan pemuda shalih, tetapi ketika sudah memulai setengah
perjalanan proses..Allah pun berkehendak lain. Namun begitu, tidak pernah ada
protes yang keluar dari lisannya, tidak juga ada keluh kesah, atau bahkan
mempertanyakan kenapa sang pemuda begitu
Tidak ada gurat sesal, kecewa, atau sedih pada raut muka
ataupun tutur katanya. Kepasrahan dan keyakinan terhadap kehendak Allah begitu
indah terlukis dalam dirinya.
Hingga, akhirnya seorang pemuda shalih yang dengan kebaikan
akhlak serta ilmunya, datang dan berkenan untuk menjadikannya seorang
pendamping.
Alhamdulillah , Allah mudahkan proses ta’arauf serta khitbah
mereka, tanpa ada kendala apapun seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
Berkomitmen pada sunnah Rasulullah untuk menyegerakan sebuah
pernikahan, maka rencana akad pun direncanakan 1 bulan kemudian, bertepatan
dengan selesainya adik sang pemuda menyelesaikan studi di negeri Mesir.
Namun , Allah lah Maha Sebaik-baik Pembuat keputusan..
2 minggu menjelang hari pernikahan, sebuah kabar duka pun
datang. Usai Aini mengisi sebuah kajian , motor yang dikendarainya terserempet
sebuah mobil, dan menabrak kontainer didepannya. Aini shalihah pun harus
meregang nyawa di ruang ICU. 2 hari setelah peristiwa itu, Rumah sakit yang
menanganinya pun menyatakan menyerah. Tidak sanggup berbuat banyak karena
kondisinya yang begitu parah.
Hanya iringan dzikir disela-sela isak tangis kami yang
berada disana. Hingga sesaat, Allah mengijinkan Aini tersadar dan menggerakkan
jemarinya. Ya Rabb...sebait harapan pun kembali dirajut agar Allah berkenan
memberikan kesembuhan, walau harapan itu terus menipis seiring kondisinya yang
semakin melemah. Hingga kemudian sang pemuda pun mengajukan sebuah permintaan
kepada keluarga Aini.
" Ijinkan saya untuk membantunya menggenapkan setengah
Agamanya ini. Jika Allah berkehendak memanggilnya, maka ia datang menghadap
Allah dalam keadaan sudah melaksanakan sunnah Rasulullah..."
Permintaan yang membuat kami semua tertegun. Dalam kedaaan
demikian , akhirnya 2 keluarga besar itupun sepakat memenuhi permintaan sang
pemuda.
Tepat pukul 16.00, dihadiri seorang penghulu,orangtua dari 2
pihak, serta beberapa sahabat dan dokter serta perawat...pernikahan yang penuh
tangis duka itupun dilaksanakan. Tidak seperti pernikahan lazimnya yang
diiringi tangis kebahagiaan, maka pernikahan tersebut penuh dengan rasa yang
sangat sulit terlukiskan. Khidmat, sepi namun penuh isakan tangis kesedihan.
Tepat setelah ijab kabul terucap...sang pemuda pun mencium
kening Aini serta membacakan doa diatas kain perban putih yang sudah berganti
warna menjadi merah penuh darah yang menutupi hampir seluruh kepala Aini.
Lirih, kami pun masih mendengar Aini berucap, " Tolong Ikhlaskan
saya....."
Hanya 5 menit. Ya..hanya 5 menit setelah ijab kabul itu.
Tangisanpun memecah ruangan yang tadinya senyap menahan sesak dan airmata.
Akhirnya Allah menjemputnya dalam keadaan tenang dan senyum indah.
Allah tidak berkenan seorang pemuda pun didunia ini yang
bisa mendampingi kehidupanmu kecuali para pemuda shalih yang berkhidmat di
jalan dakwah dengan ikhlas, tawadhu dan siap berjihad dijalanNya dan kelak
menutup mata sebagai seorang syuhada...."
Sang Pemuda telah menjemput seorang bidadari... sebuah
karunia indah dan janji yang telah Allah berikan padanya...
Dan sang pemuda pun melepas dengan penuh sukacita dengan
iringan tetes airmata yang tidak kuasa ditahannya...
" ..SAYA TELAH MENIKAHI SEORANG BIDADARI.. NIKMAT MANA
LAGI YANG HARUS SAYA DUSTAKAN..."
Begitulah sang pemuda shalih mengutip ayat Ar RahmanNya...
----------------------------------------------------------
Subhanallah,
Aku berdoa, semoga Suamiku kelak adalah sosok lelaki yang
sholeh
seperti lelaki yang ada dalam cerita ini.
memiliki hati yang kaya akan cinta kepada Allah.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar