Kamis, 13 Juli 2017

Antar Anakmu ke syurga dengan bambu



“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (At Tahrim: 6).
                Surat At Tahrim ayat 6 diatas secara jelas membicarakan masalah perintah. Perintah untuk menjaga bukan hanya diri sendiri, tetapi juga keluarga, tentu dalam hal ini juga termasuk anak anak sebagai amanah yang paling berharga dari yang maha Kuasa.
Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,
“Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu.”
(Tuhfah al Maudud hal. 123).
         Masing masing kita adalah pemimpin. Dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban. Kita sebagai orangtua sudah tentu akan dimintai pertanggungjawaban dalam hal Pendidikan anak anak. Barang siapa mendidik anak anak dengan baik, tentu ia pun akan memetik hasil yang baik dikemudian hari. Jika setiap orang tua menyadari hal ini, maka proses mendidik anak terasa menyenangkan dan bukan menjadikannya sebagai beban.
                Menurut ibu Ida S. Widayanti dalam buku parentingnya yang berjudul “Anak dari Syurga menuju Syurga”,  anak sesungguhnya datangnya dari syurga dengan membawa berbagai  potensi kebaikan seperti layaknya penghuni syurga, dan akan kembali ke kampung halamannya di syurga. Hal ini tentulah menjadi tugas berat bagi orangtua, bagaimana cara terbaik untuk mengantarkan anak anak syurga mereka kembali ke syurga.
                Ada sebuah artikel tentang Filososfi bambu namun saya lupa siapa pengarangnya. Setelah saya baca ternyata luar biasa sekali filososfi bambu ini untuk mendidik anak. Filosofi bambu berikut ini, semoga bisa sedikit memberikan inspirasi, bagaimana seharusnya mendidik anak anak, sehingga pada akhirnya mereka akan kembali ke syurga.
                Sebatang bambu hijau ramping tinggi menjulang berhuyun huyun diterpa angin. Daunnya bergemerisik seakan berkata bahwa mereka kuat menahan terpaan angin badai sekalipun. Betapa kuatnya wahai kau pohon bambu.  Batangmu sungguh ramping seakan tak mungkin mampu menopang tinggimu yang mencapai puluhan meter, namun ternyata sanggup terus berdiri walau terpaan angina seakan tak pernah berhenti menerjang dari arah manapun sepanjang waktu.
Mari kita cari apa sebenarnya sumber kekuatannya. Sebelum itu, mari kita lihat dulu pertumbuhan pohon bambu secara keseluruhan. Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya.  Pohon bambu, tidak akan menunjukkan pertumbuhan berarti selama 2-3 tahun pertama kehidupannya, walau setiap hari telah di pupuk dan di siram. Matikah pohon bambu ini? Mungkin ia jika sang empunya Lelah menyiram dan merawatnya. Lelah yang tyada henti ternyata membuahkan hasil Karena ternyata setelah lepas 2-3 tahun, pohon bambu itu akan bertumbuh sangat cepat.
Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam juga jenis spesies. Bambu pun dilaporkan ada yang dapat tumbuh 100 cm (39 in) dalam 24 jam. Namun laju pertumbuhan ini amat ditentukan dari kondisi tanah lokal, iklim, dan jenis spesies. Laju pertumbuhan yang paling umum adalah sekitar 3–10 cm (1,2–3,9 in) per hari. Beberapa dari spesies bambu terbesar dapat tumbuh hingga melebihi 30 m (98 ft) tingginya, dan bisa mencapai diameter batang 15–20 cm (5,9–7,9 in).
Timbullah pertanyaan? Lalu selama 2 sampai 3  tahun itu, apa ya yang sebenarnya terjadi pada si bambu kecil? Apa dia sengaja hendak menguji kesabaran si empunya?. Mungkin ia, Karena tnyata, selama  tahun tahun pertama pertumbuhannya, pohon bambu sedang fokus memperkuat akar akarnya, agar bisa menopang tingginya kelak yg hingga berpuluh puluh meter. bayangkan jika akarnya tidak kuat. tertiup angin sedikit saja tentu akan tumbang. Pohon bambu selalu merunduk jika terkena tiupan angin. Namun setelah angin pergi, ia akan kembali berdiri tegak seakan tak takut apapun.
Nah sebegitu hebatnya filosofi bambu. Jika itu kita terapkan dalam proses Pendidikan anak, maka tentu ia akan tumbuh tegar dan kuat seperti sebatang bambu yang  tak takut apapun. Selagi mereka bertumbuh, selagi otaknya masih mudah menerima banyak hal, ajarkanlah banyak kebaikan, dan kuatkan pondasi agama agar mampu menjadi benteng dalam ia menjalani kehidupannya mendatang. AGAMA bagaikan akar kuat si pohon bambu, yang benar benar secara eksklusif di tumbuhkan dalam waktu yang memang tidak bisa instan. Butuh waktu bertahun tahun lamanya hingga menjelma akar yang sangat kuat. Begitu juga dengan anak anak kita. Bentuklah sekuat mungkin dan sebaik mungkin pondasi agama. Banyak hal yang bisa dilakukan, pertama adalah awali dari rumah. Bentuk lingkungan islami di dalam rumah. Karena sesungguhnya anak senang mencontoh sesuatu yang kongkrit dari perilaku orangtua maupun segala kondisi di rumah yang mendukung pertumbuhan agama yang baik. Kemudian, berikan Pendidikan dengan menyekolahkan di sekolah yang berfokus pada islam dan ajaran tauhid. Sehingga ia akan terbiasa dengan islam yang lama kelamaan akan terpatri dan bahkan dicintai oleh anak anak kita.
 Bagai pohon bambu yang selalu kuat menghadapi terpaan angin yang datang tanpa pernah bisa dicegah dan diduga. Angin tersebut ibarat Masalah dalam hidup.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
“Kamu benar-benar  akan diuji pada hartamu dan dirimu” [Âli ‘Imrân/3: 186]
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan” [al-Anbiyâ’/21 : 35]
Ujian adalah sunnah kauniyah (ketetapan Allâh Azza wa Jalla yang pasti terjadi) bagi setiap Muslim. Seorang Muslim tidak mungkin mengelak dari ujian tersebut. Ujian tersebut ternyata tidak selalu sesuatu yang buruk dan menyakitkan, tetapi dalam surat al Anbiya diatas, allah pun menegaskan bahwa ujian itu juga bisa berbentuk sesuatu yang menggembirakan, membahagiakan dan penuh dengan suka cita. Mampukah menghadapi ujian kesenangan yang diberi, menjadi sombongkah atau tetap tunduk takwa dan tetap rajin beribadah. Biasanya mereka yang berada dalam kebahagiaan akan mengalami kondisi iman yang lemah, sehingga ibadah seakan sesuatu yang berada di ankag terendah dalam hidup. Semoga kita bukan termasuk yang seperti itu.
 Ajarkan anak anak kita bahwa masalah akan selalu membersamai perjalanan kehidupan. Tak akan mungkin bisa dihindari.  Dengan pondasi agama yang kuat InsyaAllah akan dapat membuat mereka selalu berfikir positif terhadapt setiap masalah dan kesulitan yang dihadapi. Ajarkan pula bahwa masalah akan ada ujungnya jika mampu menghadapi dengan ilmu, sabar dan ikhlas.
Begitulah sekelumit ulasan mengenai filosofi bambu yang luar biasa. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dan memetik hikmah darinya. Amin.

DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar