Memang Kenapa Jika Aku Perempuan
-Menggapai Impian Bersekolah Setinggi Langit-
Kemarin malam saya mendengarkan Live streaming Radio PPI bersama Dewi Nur Aisyah, Phd. Seseorang yang selalu menginspirasi saya menulis...
Walau agak terkendala dengan koneksi internet, suara Dewina yang hilang timbul, ditambah background suara kresek-kresek khasnya radio, tapi Alhamdulillah ilmunya masih dapat saya terima dengan baik.
Dewina memulai pembicaraan dengan memperkenalkan diri, juga pengalamannya selama menempuh pendidikan S2 dan S3 nya di London. Subhanallah, betapa Dewina membuktikan sendiri dalam kehidupannya bahwa apapun yang Allah berikan dalam hidup ini adalah merupakan sesuatu yang sesungguhnya paling tepat dan paling bisa kita jalani dengan baik.
Dewina sama persis dengan saya, waktu mengambil SPMB, Dewina memilih FK UI sebagai pilihan pertamanya, dan FKM UI sebagai pilihan kedua. Sama dengan saya, ternyata Khadarallah, Allah pilihkan yang kedua sebagai bagian dari takdir yang harus dijalani. Selama di FKM UI juga dewina mengambil jurusan Epidemiologi, dan sekali lagi sama dengan pilihan saya (hihi...).
Kecewa pastinya, karena harapan tidak sesuai kenyataan, tetapi ternyata tidak ada alasan untuk kecewa karena Allah menggantinya dengan kenyataan lain yang pasti lebih baik. Jika meyakini hal tersebut, maka kita akan dengan penuh semangat berusaha sekuat tenaga agar menjadi yang terbaik dibidang apapun yang Allah pilihkan.
Mengenai jodoh.
Benar gak ya, seorang wanita yang memiliki cita cita bersekolah setinggi tingginya akan sulit menemukan jodohnya?
"duh Nak, jangan dulu sekolah S2 sebelum menikah, apalagi S3, nanti jodohmu susah ...". terdengar pembicaraan seorang ibu yang melarang anak perempuannya melanjutkan sekolah karena belum menikah. "Nanti setiap laki-laki yang mendekatimu akan menjauh jika tau pendidikanmu lebih tinggi darinya.." lanjut si ibu menasihati putrinya yang 'kekeh' ingin melanjutkan S2.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَـالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.
“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.”
Jelas, wanita itu dinikahi karena 4 hal tersebut. bukan seberapa tinggi pendidikannya. seorang laki-laki yang bertanggung jawab dan memiliki pemahaman agama yang baik, dia tidak akan mungkin punya rasa "minder" jikalau ternyata ia harus menikahi seorang wanita yang ternyata memiliki pendidikan lebih tinggi darinya, atau mungkin juga berpenghasilan lebih tinggi darinya.
Hal ini berhubungan dengan visi dan misi Sebelum menikah, yang seharusnya disepakati oleh calon suami dan istri. "calon suamiku pergi, setelah kuutarakan keinginanku untuk bersekolah setinggi tingginya" "Calon suamiku menjauhiku setelah tau aku berpendidikan lebih tinggi darinya". Jangan sedih ukhti, percayalah, jikalau ia benar jodoh yang Allah pilihkan, ia Tidak akan mungkin meninggalkanmu. ia akan dengan senang hati menemanimu bersekolah dan akan memotivasi dirinya untuk juga ikut melanjutkan bersekolah bersama sama dengan dirimu. Jangan takut si dia pergi hanya karena tidak mau menerima visi dan misi kita.
Alhamdulillah, calon suami setuju dengan visi misi. Tettapi ternyata keluarga besar ada yang kurang suka. yang perlu diperhatikan hanyalah pasangan kita dulu yang pertama, yang kedua adalah orangtua dan mertua. tidak perduli jika ternyata nenek atau kakek calon suami tidak menyetujui cucunya menikahimu yang ternyata berpendidikan lebih tinggi atau tante, om, dan keluarga lainnya. Tak perlu pusing memikirkan itu ukhti, karena sesungguhnya ridho suami, ayah ibu dan mertua, itu sudah cukup. InsyaAllah jikalau kita mampu menjelasakan dengan sabar, penuh konsekuensi dan mampu menunjukkan bahwa kita akan berhasil dengan apapun yang kita pilih, pasti mereka akan menyetujui dan mendukung. Tidak perlu memikirkan yang lain.
"Prasangka Allah yang harus kita fikirkan, bukan prasangka manusia ". maka berdoalah dan berusaha yang terbaik menjalankan semua yang telah Allah takdirkan . Maka kesuksesan pasti akan mengiringi.
Kembali ke pengalaman hidup Dewina. Ia akhirnya menemukan suami yang mampu menerima visi dan misinya untuk bersekolah ke luar negeri. suaminya kala itu belum bersekolah S2, dan Dewina sudah mendapat beasiswa bersekolah S2 di luar negeri, bahkan suaminya rela meninggalkan pekerjaannya di Indonesia, demi menemani istrinya bersekolah di luar negeri. keputusan yang sangat besar tentunya.
Sulit di awal, pastinya. Namun ternyata Allah tidak meninggalkan hambanya yang berikhtiar menimba ilmu. Tak lama setelah ekonomi mereka sangat menipis, Allah berikan rezeki yang tak terduga, hingga saat ini mereka berdua pun bersama sama bersekolah S3 dengan beasiswa. Subhanallah....
Wahai Sahabatku, janganlah pernah takut rezeki akan lari, walaupun seumur hidup kita pakai untuk menuntut ilmu, walau seumur hidup kita ikhlaskan diri ini untuk menjalankan kehidupan dirumah saja, mengurus anak anak, mengurus suami, mengurus rumah tangga. Karena sesungguhya rezeki itu sudah ada yang mengatur. Walau sekuat tenaga kita menambah atau sekuat tenaga sesuatu berusaha mengurangi atau mengambilnya dari kita, itu tentunya tidak akan mungkin pernah berhasil. Karena Allah yang menggenggam Rezeki kita. Allah yang menyimpannya untuk kita, dan akan ia berikan dari jalan yang tak terduga duga.
Allah tak akan mungkin salah memberikan rezeki kita untuk orang lain. begitu juga sebaliknya, Allah tak akan mungkin salah memberikan rezeki orang lain untuk kita. Banyak dan tidaknya sebuah materi, adalah bukan dari berapa nominalnya, tetapi seberapa bijak kita memanfaatkannya.
Bersekolahlah setinggi tingginya duhai Ukhti...
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Dan barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim dan yang lainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 84.)
Semoga Allah meridhoi setiap jalan yang kita pilih. Amin....
-Menggapai Impian Bersekolah Setinggi Langit-
Kemarin malam saya mendengarkan Live streaming Radio PPI bersama Dewi Nur Aisyah, Phd. Seseorang yang selalu menginspirasi saya menulis...
Walau agak terkendala dengan koneksi internet, suara Dewina yang hilang timbul, ditambah background suara kresek-kresek khasnya radio, tapi Alhamdulillah ilmunya masih dapat saya terima dengan baik.
Dewina memulai pembicaraan dengan memperkenalkan diri, juga pengalamannya selama menempuh pendidikan S2 dan S3 nya di London. Subhanallah, betapa Dewina membuktikan sendiri dalam kehidupannya bahwa apapun yang Allah berikan dalam hidup ini adalah merupakan sesuatu yang sesungguhnya paling tepat dan paling bisa kita jalani dengan baik.
Dewina sama persis dengan saya, waktu mengambil SPMB, Dewina memilih FK UI sebagai pilihan pertamanya, dan FKM UI sebagai pilihan kedua. Sama dengan saya, ternyata Khadarallah, Allah pilihkan yang kedua sebagai bagian dari takdir yang harus dijalani. Selama di FKM UI juga dewina mengambil jurusan Epidemiologi, dan sekali lagi sama dengan pilihan saya (hihi...).
Kecewa pastinya, karena harapan tidak sesuai kenyataan, tetapi ternyata tidak ada alasan untuk kecewa karena Allah menggantinya dengan kenyataan lain yang pasti lebih baik. Jika meyakini hal tersebut, maka kita akan dengan penuh semangat berusaha sekuat tenaga agar menjadi yang terbaik dibidang apapun yang Allah pilihkan.
Mengenai jodoh.
Benar gak ya, seorang wanita yang memiliki cita cita bersekolah setinggi tingginya akan sulit menemukan jodohnya?
"duh Nak, jangan dulu sekolah S2 sebelum menikah, apalagi S3, nanti jodohmu susah ...". terdengar pembicaraan seorang ibu yang melarang anak perempuannya melanjutkan sekolah karena belum menikah. "Nanti setiap laki-laki yang mendekatimu akan menjauh jika tau pendidikanmu lebih tinggi darinya.." lanjut si ibu menasihati putrinya yang 'kekeh' ingin melanjutkan S2.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَـالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.
“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.”
Jelas, wanita itu dinikahi karena 4 hal tersebut. bukan seberapa tinggi pendidikannya. seorang laki-laki yang bertanggung jawab dan memiliki pemahaman agama yang baik, dia tidak akan mungkin punya rasa "minder" jikalau ternyata ia harus menikahi seorang wanita yang ternyata memiliki pendidikan lebih tinggi darinya, atau mungkin juga berpenghasilan lebih tinggi darinya.
Hal ini berhubungan dengan visi dan misi Sebelum menikah, yang seharusnya disepakati oleh calon suami dan istri. "calon suamiku pergi, setelah kuutarakan keinginanku untuk bersekolah setinggi tingginya" "Calon suamiku menjauhiku setelah tau aku berpendidikan lebih tinggi darinya". Jangan sedih ukhti, percayalah, jikalau ia benar jodoh yang Allah pilihkan, ia Tidak akan mungkin meninggalkanmu. ia akan dengan senang hati menemanimu bersekolah dan akan memotivasi dirinya untuk juga ikut melanjutkan bersekolah bersama sama dengan dirimu. Jangan takut si dia pergi hanya karena tidak mau menerima visi dan misi kita.
Alhamdulillah, calon suami setuju dengan visi misi. Tettapi ternyata keluarga besar ada yang kurang suka. yang perlu diperhatikan hanyalah pasangan kita dulu yang pertama, yang kedua adalah orangtua dan mertua. tidak perduli jika ternyata nenek atau kakek calon suami tidak menyetujui cucunya menikahimu yang ternyata berpendidikan lebih tinggi atau tante, om, dan keluarga lainnya. Tak perlu pusing memikirkan itu ukhti, karena sesungguhnya ridho suami, ayah ibu dan mertua, itu sudah cukup. InsyaAllah jikalau kita mampu menjelasakan dengan sabar, penuh konsekuensi dan mampu menunjukkan bahwa kita akan berhasil dengan apapun yang kita pilih, pasti mereka akan menyetujui dan mendukung. Tidak perlu memikirkan yang lain.
"Prasangka Allah yang harus kita fikirkan, bukan prasangka manusia ". maka berdoalah dan berusaha yang terbaik menjalankan semua yang telah Allah takdirkan . Maka kesuksesan pasti akan mengiringi.
Kembali ke pengalaman hidup Dewina. Ia akhirnya menemukan suami yang mampu menerima visi dan misinya untuk bersekolah ke luar negeri. suaminya kala itu belum bersekolah S2, dan Dewina sudah mendapat beasiswa bersekolah S2 di luar negeri, bahkan suaminya rela meninggalkan pekerjaannya di Indonesia, demi menemani istrinya bersekolah di luar negeri. keputusan yang sangat besar tentunya.
Sulit di awal, pastinya. Namun ternyata Allah tidak meninggalkan hambanya yang berikhtiar menimba ilmu. Tak lama setelah ekonomi mereka sangat menipis, Allah berikan rezeki yang tak terduga, hingga saat ini mereka berdua pun bersama sama bersekolah S3 dengan beasiswa. Subhanallah....
Wahai Sahabatku, janganlah pernah takut rezeki akan lari, walaupun seumur hidup kita pakai untuk menuntut ilmu, walau seumur hidup kita ikhlaskan diri ini untuk menjalankan kehidupan dirumah saja, mengurus anak anak, mengurus suami, mengurus rumah tangga. Karena sesungguhya rezeki itu sudah ada yang mengatur. Walau sekuat tenaga kita menambah atau sekuat tenaga sesuatu berusaha mengurangi atau mengambilnya dari kita, itu tentunya tidak akan mungkin pernah berhasil. Karena Allah yang menggenggam Rezeki kita. Allah yang menyimpannya untuk kita, dan akan ia berikan dari jalan yang tak terduga duga.
Allah tak akan mungkin salah memberikan rezeki kita untuk orang lain. begitu juga sebaliknya, Allah tak akan mungkin salah memberikan rezeki orang lain untuk kita. Banyak dan tidaknya sebuah materi, adalah bukan dari berapa nominalnya, tetapi seberapa bijak kita memanfaatkannya.
Bersekolahlah setinggi tingginya duhai Ukhti...
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Dan barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim dan yang lainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 84.)
Semoga Allah meridhoi setiap jalan yang kita pilih. Amin....



