Keluarga
merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak. Setiap individu yang ada dalam
keluarga mempunyai peran yang penting terutama bagi seorang ibu. Namun dewasa
ini, banyak wanita pergi ke luar rumah
untuk bekerja. Meskipun kesetaraan gender menekankan pentingnya pengakuan bahwa
wanita setara dengan laki-laki dalam bidang apapun, tetap saja seorang ibu
adalah ibu bagi anak-anaknya.
Lalu
bagaimana jika seorang wanita terpaksa harus bekerja di luar dan meningalkan
anak-anak? Mungkinkah seorang anak akan tetap dekat dengan ibunya dan tetap
mendapat kasih sayang yang cukup dari sang Ibu walau ibunya bekerja diluar
rumah?. Sebelum kita bahas hal tersebut,
mari kita tengok terlebih dahulu
bagaimana pandangan Islam mengenai Ibu yang meninggalkan rumahnya untuk
bekerja.
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ
فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ
كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung.” (Al-Jumu’ah(62):10)
Islam, tidaklah mengungkung para wanita untuk hanya
tinggal saja didalam rumahnya dan sama sekali tidak membolehkannya keluar
rumah, karena adakalanya wanita dibutuhkan kehadirannya di luar. Atau mungkin
mereka membutuhkan sesuatu yang harus didapat dengan cara keluar dari rumahnya.
Syaikh Abdul Aziz Bin Baz mengatakan: “Islam tidak melarang wanita untuk bekerja dan
bisnis, karena Alloh jalla wa’ala
mensyariatkan dan memerintahkan hambanya untuk bekerja dalam firman-Nya:
وَقُلِ
اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
“Katakanlah
(wahai Muhammad), bekerjalah kalian! maka Alloh, Rasul-Nya, dan para mukminin
akan melihat pekerjaanmu“ (QS. At-Taubah:105)
Menurut para Ulama, Hukum wanita
bekerja diluar rumah itu ada tiga macam. Mubah (boleh), Haram, dan wajib. Mubah atau boleh, jika wanita tersebut
menutup auratnya sesuai dengan syariat islam, menjaga tata cara bergaul dengan
rekan kerja yang bukan muhrim sesuai dengan tuntunan islam agar tidak terjadi fitnah,
dan yang terpenting adalah mendapat ridho dari orangtua jika belum menikah, dan
ridho Suami jika sudah menikah, dengan tidak melupakan kewajiban utama sebagai
Istri dan Ibu bagi anak anak. Haram Jika syarat bekerja seperti yang disebutkan
terdahulu, tidak dipenuhi. Wajib jika
tidak ada lagi laki-laki dalam keluarga yang menjadi tulang punggung keluarga.
Islam memperbolehkan wanita
bekerja, seperti yang telah dijelaskan terdahulu, Namun tetap saja bagi
sebagian wanita karier, hal ini merupakan sebuah dilema tersendiri karena harus
meninggalkan anak-anak mereka tanpa bimbingan mereka “sementara waktu” ketika
mereka berada di dunia kerja, dan mengalihkan tugas “sementara” ini kepada
wanita lain yang akrab disapa “si Mbak”. Namun yang terpenting adalah, jangan
pernah sekalipun “menyesali” apapun yang telah menjadi keputusan hidup, Bagi wanita karier, keputusan untuk bekerja
diluar rumah dan meninggalkan anak –anak pada awalnya memang sebuah keputusan
yang berat. Namun yakinlah bahwa anda bisa tetap mendidik anak anak walau berkarier .
Ada beberapa keuntungan yang
didapat oleh ibu yang bekerja maupun oleh anak dengan ibu yang bekerja diluar
rumah. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan Harvard Business School, ibu
bekerja ternyata lebih baik dalam mendidik anak-anaknya, khususnya anak
perempuan. Harvard menganalisis data dari International Social Survey Programme
di 24 negara antara tahun 2002 dan 2012. Dalam makalah dikatakan, 4,5 persen
ibu bekerja bakal memiliki anak perempuan yang lebih pintar. Juga, 33 persen ibu memiliki anak perempuan
yang dapat diandalkan alias mandiri.
Profesor Kathleen McGinn juga
mengatakan, anak-anak dari ibu bekerja cenderung menghabiskan lebih banyak
waktu untuk merawat anggota keluarga lain dan melakukan tugas-tugas rumah
tangga lebih baik ketimbang mereka yang memiliki ibu yang tidak bekerja, atau
dalam arti yang lebih mudah dipahami adalah, anak anak akan menjadi lebih
mandiri ketika ibu mereka bekerja diluar rumah.
Kembali muncul pertanyaan, mungkinkah
seorang ibu yang bekerja tetap bisa mendidik anak anak walaupun berada
berjauhan? Tentu saja bisa. Melly kiong,
seorang penulis buku “Siapa Bilang Ibu
bekerja Tidak Bisa Mendidik Anak Dengan Baik” membagikan lima resep mindful parenting agar Orang tua, terutama Ibu, memiliki kesadaran
dalam mengasuh putra putrinya agar menjadi pribadi-pribadi yang unggul,
walaupun ia bekerja.
1. Mendengarkan
Mendengar dengan penuh perhatian dan
berbicara penuh empati. Melihat mata anak, mendengarkan intonasinya, kenali
perasaannya, dan hadirkan diri bersama anak kita.
2. Tidak
Menghakimi
Jangan membombardir anak dengan
ucapan-ucapan yang bisa menciutkan kepercayaan diri anak. Gunaka kata-kata yang
lebih positif dan lebih kreatif untuk memberikan dorongan kepada anak. Jangan
pernah memberi anak anak “label” yang hanya akan membuat anak-anak menjadi
menjadi seperti apa yang diucapkan oleh orang tuanya tersebut.
3. Pengendalian
Emosi Diri
Jangan pernah membentak anak. orang tua
sebaiknya fokus pada solusi penyelesaian masalahnya, bukan meluapkan emosi
kepada anak yang sejatinya belum mengerti apa sesungguhnya yang sedang ia
kerjakan.
4. Adil
dan Bijaksana
Berikanlah apa yang betul-betul dibutuhkan oleh anak,
bukan hanya sekedar yang diinginkan anak.
5. Welas
Asih
Tanamkan rasa empati dan penuh kasih
sayang kepada anak. Banyaknya perselisihan antar kelompok yang terjadi saat ini
menjadi bukti bahwa banyak anak yang tidak diajarkan dengan rasa kasih sayang
yang optimal. Berikan contoh-contoh dengan cerita binatang atau menerapkan
bulan kebaikan bisa menjadi kebiasaan positif yang bisa menanamkan rasa empati
kepada anak.
Selain 5 point tersebut, Ada
beberapa tips lain, agar seorang wanita karier tetap bisa dekat dengan anak
mereka walaupun mereka bekerja diluar rumah.
1. Sempatkan
waktu walau sebentar bersama anak anak sepulang bekerja, utamakan kualitas
bukan kuantitas.
2. Sempatkan
menghubungi anak-anak disela kesibukan kerjaan di kantor
3. Buat
SOP pekerjaan dengan si mbak’ dan mengontrol setiap hari
4. Sepulang
bekerja, usahakan beri waktu bebrapa menit untuk meredakan emosi karena lelah
seharian bekerja, agar tidak meluapkan emosi atau menampakkan emosi tersebut
dihadapan anak anak.
5. Terapkan
pola asus yang Demokratis
6. Bila
anak ditinggal bersama nenek (dititipkan), beritahukan kepada anak bahwa nenek
juga sama baiknya dengan ibu. Tumbuhkan rasa cinta anak dengan mengajarinya
memberi hadiah kepada nenek, ceritakan tentang kebaikan-kebaikan nenek, dan semisalnya.
7. Penggantian
kehadiran ibu sebaiknya orang yang tetap, tidak berubah-ubah. Karena bila
pengganti ibu itu selalu berubah, maka anak akan tidak tenang. Kadang anak akan
menjadi bersikap suka memusuhi orang lain dan pembangkang
Berdasarkan uraian diatas, semua
persoalan ibu yang bekerja, dapat diselesaikan dengan manajemen yang baik.
Manajemen waktu, dan juga pola asuh. Tyada yang salah dengan ibu yang bekerja.
Ia tetap bisa mendidik anak anak mereka dengan baik sembari melaksanakan
kewajiban lain di kantor. Dengan
penerapan Manajemen yang baik tersebut, tentunya bukan hanya karir anda yang
semakin gemilang , melainkan pula anak-anak yang tumbuh dengan baik, dan
menjadi anak-anak yang terdidik dengan moral yang luhur.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar