Senin, 27 November 2017

TETAP SUKSES MENDIDIK ANAK WALAU MENJADI WANITA KARIER



Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak. Setiap individu yang ada dalam keluarga mempunyai peran yang penting terutama bagi seorang ibu. Namun dewasa ini,  banyak wanita pergi ke luar rumah untuk bekerja. Meskipun kesetaraan gender menekankan pentingnya pengakuan bahwa wanita setara dengan laki-laki dalam bidang apapun, tetap saja seorang ibu adalah ibu bagi anak-anaknya.
Lalu bagaimana jika seorang wanita terpaksa harus bekerja di luar dan meningalkan anak-anak? Mungkinkah seorang anak akan tetap dekat dengan ibunya dan tetap mendapat kasih sayang yang cukup dari sang Ibu walau ibunya bekerja diluar rumah?. Sebelum kita bahas hal tersebut,  mari kita tengok terlebih dahulu  bagaimana pandangan Islam mengenai Ibu yang meninggalkan rumahnya untuk bekerja.
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Al-Jumu’ah(62):10)
            Islam, tidaklah mengungkung para wanita untuk hanya tinggal saja didalam rumahnya dan sama sekali tidak membolehkannya keluar rumah, karena adakalanya wanita dibutuhkan kehadirannya di luar. Atau mungkin mereka membutuhkan sesuatu yang harus didapat dengan cara keluar dari rumahnya.        
Syaikh Abdul Aziz Bin Baz mengatakan: “Islam tidak melarang wanita untuk bekerja dan bisnis, karena Alloh jalla wa’ala mensyariatkan dan memerintahkan hambanya untuk bekerja dalam firman-Nya:
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
Katakanlah (wahai Muhammad), bekerjalah kalian! maka Alloh, Rasul-Nya, dan para mukminin akan melihat pekerjaanmu“  (QS. At-Taubah:105)
            Menurut para Ulama, Hukum wanita bekerja diluar rumah itu ada tiga macam. Mubah (boleh), Haram, dan wajib. Mubah atau boleh, jika wanita tersebut menutup auratnya sesuai dengan syariat islam, menjaga tata cara bergaul dengan rekan kerja yang bukan muhrim sesuai dengan tuntunan islam agar tidak terjadi fitnah, dan yang terpenting adalah mendapat ridho dari orangtua jika belum menikah, dan ridho Suami jika sudah menikah, dengan tidak melupakan kewajiban utama sebagai Istri dan Ibu bagi anak anak. Haram Jika  syarat bekerja seperti yang disebutkan terdahulu, tidak dipenuhi. Wajib jika tidak ada lagi laki-laki dalam keluarga yang menjadi tulang punggung keluarga.
Islam memperbolehkan wanita bekerja, seperti yang telah dijelaskan terdahulu, Namun tetap saja bagi sebagian wanita karier, hal ini merupakan sebuah dilema tersendiri karena harus meninggalkan anak-anak mereka tanpa bimbingan mereka “sementara waktu” ketika mereka berada di dunia kerja, dan mengalihkan tugas “sementara” ini kepada wanita lain yang akrab disapa “si Mbak”. Namun yang terpenting adalah, jangan pernah sekalipun “menyesali” apapun yang telah menjadi keputusan hidup,  Bagi wanita karier, keputusan untuk bekerja diluar rumah dan meninggalkan anak –anak pada awalnya memang sebuah keputusan yang berat. Namun yakinlah bahwa anda bisa tetap mendidik anak anak walau  berkarier .
Ada beberapa keuntungan yang didapat oleh ibu yang bekerja maupun oleh anak dengan ibu yang bekerja diluar rumah. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan Harvard Business School, ibu bekerja ternyata lebih baik dalam mendidik anak-anaknya, khususnya anak perempuan. Harvard menganalisis data dari International Social Survey Programme di 24 negara antara tahun 2002 dan 2012. Dalam makalah dikatakan, 4,5 persen ibu bekerja bakal memiliki anak perempuan yang lebih pintar.  Juga, 33 persen ibu memiliki anak perempuan yang dapat diandalkan alias mandiri.
Profesor Kathleen McGinn juga mengatakan, anak-anak dari ibu bekerja cenderung menghabiskan lebih banyak waktu untuk merawat anggota keluarga lain dan melakukan tugas-tugas rumah tangga lebih baik ketimbang mereka yang memiliki ibu yang tidak bekerja, atau dalam arti yang lebih mudah dipahami adalah, anak anak akan menjadi lebih mandiri ketika ibu mereka bekerja diluar rumah.
Kembali muncul pertanyaan, mungkinkah seorang ibu yang bekerja tetap bisa mendidik anak anak walaupun berada berjauhan? Tentu saja bisa. Melly kiong, seorang penulis buku “Siapa Bilang Ibu bekerja Tidak Bisa Mendidik Anak Dengan Baik membagikan lima resep mindful parenting agar Orang tua, terutama Ibu, memiliki kesadaran dalam mengasuh putra putrinya agar menjadi pribadi-pribadi yang unggul, walaupun ia bekerja.
1.      Mendengarkan
Mendengar dengan penuh perhatian dan berbicara penuh empati. Melihat mata anak, mendengarkan intonasinya, kenali perasaannya, dan hadirkan diri bersama anak kita.
2.      Tidak Menghakimi
Jangan membombardir anak dengan ucapan-ucapan yang bisa menciutkan kepercayaan diri anak. Gunaka kata-kata yang lebih positif dan lebih kreatif untuk memberikan dorongan kepada anak. Jangan pernah memberi anak anak “label” yang hanya akan membuat anak-anak menjadi menjadi seperti apa yang diucapkan oleh orang tuanya tersebut.
3.      Pengendalian Emosi Diri
Jangan pernah membentak anak. orang tua sebaiknya fokus pada solusi penyelesaian masalahnya, bukan meluapkan emosi kepada anak yang sejatinya belum mengerti apa sesungguhnya yang sedang ia kerjakan.
4.      Adil dan Bijaksana
Berikanlah  apa yang betul-betul dibutuhkan oleh anak, bukan hanya sekedar yang diinginkan anak.
5.      Welas Asih
Tanamkan rasa empati dan penuh kasih sayang kepada anak. Banyaknya perselisihan antar kelompok yang terjadi saat ini menjadi bukti bahwa banyak anak yang tidak diajarkan dengan rasa kasih sayang yang optimal. Berikan contoh-contoh dengan cerita binatang atau menerapkan bulan kebaikan bisa menjadi kebiasaan positif yang bisa menanamkan rasa empati kepada anak.

Selain 5 point tersebut, Ada beberapa tips lain, agar seorang wanita karier tetap bisa dekat dengan anak mereka walaupun mereka bekerja diluar rumah.
1.      Sempatkan waktu walau sebentar bersama anak anak sepulang bekerja, utamakan kualitas bukan kuantitas.
2.      Sempatkan menghubungi anak-anak disela kesibukan kerjaan di kantor
3.      Buat SOP pekerjaan dengan si mbak’ dan mengontrol setiap hari
4.      Sepulang bekerja, usahakan beri waktu bebrapa menit untuk meredakan emosi karena lelah seharian bekerja, agar tidak meluapkan emosi atau menampakkan emosi tersebut dihadapan anak anak.
5.      Terapkan pola asus yang Demokratis
6.      Bila anak ditinggal bersama nenek (dititipkan), beritahukan kepada anak bahwa nenek juga sama baiknya dengan ibu. Tumbuhkan rasa cinta anak dengan mengajarinya memberi hadiah kepada nenek, ceritakan tentang kebaikan-kebaikan nenek, dan semisalnya.
7.      Penggantian kehadiran ibu sebaiknya orang yang tetap, tidak berubah-ubah. Karena bila pengganti ibu itu selalu berubah, maka anak akan tidak tenang. Kadang anak akan menjadi bersikap suka memusuhi orang lain dan pembangkang
            Berdasarkan uraian diatas, semua persoalan ibu yang bekerja, dapat diselesaikan dengan manajemen yang baik. Manajemen waktu, dan juga pola asuh. Tyada yang salah dengan ibu yang bekerja. Ia tetap bisa mendidik anak anak mereka dengan baik sembari melaksanakan kewajiban lain di kantor.  Dengan penerapan Manajemen yang baik tersebut, tentunya bukan hanya karir anda yang semakin gemilang , melainkan pula anak-anak yang tumbuh dengan baik, dan menjadi anak-anak yang terdidik dengan moral yang luhur. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar