Rabu, 29 November 2017

Filosofi Pendidikan Anak "MONTESSORI"



Sejarah Metode Montessori
Montessori adalah nama seorang perempuan di Italia, Maria Montessori yang  lahir pada 31 Agustus 1870. Ia adalah dokter perempuan pertama di Italia pada saat itu. Maria Montessori bekerja di sebuah rumah sakit anak-anak berkebutuhan khusus. Tak berapa lama, ia diminta pemerintah untuk menangani anak-anak di sebuah wilayah sekitar area pabrik. Maria pun kemudian mendirikan Cassa de Bambini (Rumah Anak-Anak). Di Cassa de Bambini inilah Metode Montessori ini lahir dan akhirnya berkembang. Hal ini berdasarkan hasil observasi Maria Montessori terhadap kebutuhan dan perilaku anak-anak di Cassa de Bambini. Pengalaman dan observasinya tersebut menjadi cikal bakal filosofi Metode Montessori. Hinga akhirnya, sejak tahun 1909 Maria Montessori mulai aktif menyebarluaskan metode ini ke berbagai penjuru dunia. Atas usahanya tersebut, pada tahun 1950, ia dinominasikan sebagai penerima Nobel Perdamaian.
Maria montessori wafat di Belanda, pada 6 Mei 1952 pada umur 81 tahun.

Filosofi Montessori
1. Anak bukan Kertas Kosong
Maria Montessori meyakini bahwasanya sejak lahir anak-anak bukanlah kertas kosong yang menunggu untuk ‘ditulisi’. Mereka memiliki sifat, minat, bakat, dan kecenderungan tersendiri. Mereka terlahir dengan potensi yang siap untuk dikembangkan. Sehingga peran orangtua dalam hal ini ialah membantu memaksimalkan dan menumbuhkembangkan potensi yang ada.
2. Absorbent Mind
Maria Montessori percaya bahwa enam tahun pertama usia anak merupakan pondasi awal yang kelak akan berpengaruh pada kehidupan selanjutnya. Ia menyatakan pada usia 0-6 tahun ini merupakan masa Absorbent Mind (penyerapan pikiran), yaitu masa saat anak-anak berproses mencerna dan mendapatkan pengetahuan dari lingkungan di sekitarnya. Ia membaginya menjadi dua periode, yaitu:
* tahap tidak sadar/Unconscious Mind  (0-3 tahun)
* tahap sadar/Conscious Mind (3-6 tahun)

3. Periode Sensitif
Maria Montessori melihat bahwasanya para periode tertentu anak-anak menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu dan ingin melakukan hal tersebut berulang-ulang. Hal ini dinamakan dengan periode sensitif. Secara garis besar, ia membagi periode sensitif ini sebagai berikut:
             Sensitivitas terhadap keteraturan (0-3 thn)
             Sensitivitas belajar melalui panca indra (0-6 thn)
             Sensitivitas terhadap benda-benda kecil (1-2 thn)
             Sensitivitas terhadap kaki (1-4 thn)
             Sensitivitas terhadap bahasa (0-6 thn)
             Sensitivitas terhadap aspek sosial  (2-6 thn)
4.            Follow The Child
Yang dimaksud dengan follow the child ialah mengikuti kemauan dan ketertarikan anak pada saat tertentu untuk kemudian dikembangkan hal-hal yang berkaitan dengan ketertarikan anak tersebut. Misalnya, anak sedang menunjukkan ketertarikan kepada tata surya, maka orang tua bisa menyiapkan tematik pembelajaran mengenai tata surya. Follow the Child bukan berarti mengikuti semua keinginan anak.
5.            Prepared Environment
Prepared Environment ialah lingkungan yang disiapkan oleh orang dewasa agar anak dapat mengeksplorasi lingkungannya dengan bebas, aman, dan nyaman. Misalnya, menyediakan rak yang sesuai dengan ketinggian anak agar ia mudah mengambil barang tertentu. Menyediakan perlengkapan yang sesuai dengan ukuran anak (sendok, gelas, piring, dll).
Prepared Environment ini membantu anak dalam:
             Memberi kesempatan kepada anak untuk mandiri.
             Membantu anak bertanggung jawab terhadap pendidikannya.
             Membantu anak berkembang tanpa bantuan konstan dari orang dewasa.

Kegiatan Metode Montessori
Maria Montessori membagi lima area dalam pembelajaran Metode Montessori, yaitu: area Practical Life, Sensorial, Bahasa, Matematika, dan Budaya.
1.            Practical Life
Area ini mempelajari keterampilan hidup praktis yang dapat melatih anak dalam mengerjakan kegiatan kehidupan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan tersebut di antaranya: menyendok, menuang kering, menuang air, menjepit, melipat, meronce, dll. Hampir seluruh kegiatan dalam area ini dapat mengembangkan rentang konsentrasi anak agar semakin panjang.
2.            Sensorial (Panca Indra)
Area ini dapat menstimulasi kepekaan panca indra anak. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada masa awal kehidupannya, anak belajar menggunakan seluruh indranya. Dengan indra-indra yang terstimulasi tersebut, anak-anak akan lebih mudah belajar dan memahami banyak hal. Kegiatan-kegiatan di area ini antara lain: meraba tekstur, mengenal dan membedakan bentuk, mengenal konsep panjang-pendek, tinggi-rendah, berat-ringan, kasar-halus, dll.
3.            Bahasa
Area ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan meningkatkan perbendaharaan kosa kata anak. Pembelajaran bahasa ini menggunakan tahapan konkret-abstrak sehingga memudahkan anak dalam memahami tulisan yang ia baca. Dalam area ini anak akan belajar membaca mulai dari mengenal phonic hingga membaca buku sederhana. Semua tahapan pembelajaran dalam area ini sangat terstruktur. Contoh kegiatannya ialah: mengenal huruf melalui sand paper letter, mengembangkan kontrol menulis dan fleksibilitas gerakan melalui metal inset, dll.
4.            Matematika
Area ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir abstrak. Pembelajaran dalam matematika menggunakan tahapan konkret-abstrak sehingga memudahkan anak dalam memahami konsep yang abstrak untuknya. Contoh kegiatan dalam area ini ialah: mengenal panjang-pendek dan kuantitas melalui long rods, mengenal angka dari kuantitas melalui sand paper number, mengenal konsep ganjil-genap melalui card and counter, dll.
5.            Budaya
Pada area ini anak-anak mempelajari dunia tumbuhan, binatang, sejarah, serta geografi. Kegiatan-kegiatan dalam area ini dapat mengembangkan kemampuan anak berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah serta membantu anak untuk memahami perannya di dalam kehidupan. Anak-anak diharapkan dapat tumbuh kontribusinya untuk alam. Contoh kegiatan di area ini adalah: mengenal binatang, mengenal tumbuhan, mengenal pulau-danau-selat, dll, mengenal waktu, mengenal negara-negara, dll.

Seluruh kegiatan dan material Montessori tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya sebab kesemuanya saling berkaitan. Semuanya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung.

Waktu dan Tempat Mengaplikasikan Metode Montessori
Metode Montessori ini dapat diterapkan sejak anak lahir hingga anak masa usia sekolah dasar (meski ada juga yang menerapkannya hingga jenjang pendidikan menengah). Metode Montessori ini tidak hanya dapat dilakukan di sekolah, namun orangtua pun dapat mengaplikasikannya di rumah. Dalam pengaplikasiannya di rumah, ada baiknya jika orangtua benar-benar memahami filosofi-filosofinya dahulu hingga kemudian dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan menyesuaikan dengan perkembangan anak.

PHONIC
Julia Sarah Rangkuti
Phonic atau fonik adalah salah satu dasar keterampilan pramembaca dengan  melafalkan bunyi dari huruf sesuai dengan fonetiknya. Dengan mengenal fonik anak mendapat pemahaman bahwa tiap huruf  memiliki bunyi yang berbeda.

Dalam pembelajaran fonik anak bukan diajarkan dengan pelafalan a, be, ce, de, e, ef, ge, dst. Namun, yang diajarkan adalah bunyi dari artikulasi yang keluar saat pengucapan huruf tersebut, yaitu: [a], [beh], [ceh], [deh], dst

Beberapa kelebihan mengenalkan fonik dalam kegiatan pramembaca anak adalah:
-Anak mampu mengenal bunyi satuan terkecil.
-Anak bukan hanya menghafal kata, namun mampu membedakan setiap unit huruf yang menyusun sebuah kata.
-Anak mampu menghubungkan bunyi dengan simbol.
-Anak mampu mengenal bentuk huruf dan bunyi huruf dengan baik dan benar.

disadur dari tulisan "Julia Sarah Rangkuti"


Selasa, 28 November 2017

Menjalin Cinta di Sepanjang Usia



Setiap Pernikahan yang terjadi dalam kehidupan manusia, pastilah memiliki tujuan yang sama, dan berharap yang sama, menjadi sebuah keluarga yang penuh dengan cinta dan kasih sayang, sakinah, mawaddah, warahmah, tawadud, dan tahabbub (saling menyayangi dan mencintai)  hingga akhir hayat. Ingin menjadi seperti pengantin baru setap hari, setiap tahun, dan seumur hidup. Menjalin kebersamaan yang penuh dengan rasa kasih dan sayang,   merenda hari-hari bersama dengan hiasan kebahagiaan yang terpancar setiap detik ketika sedang bersama, maupun sedang berjauhan. Saling rindu walaupun hanya berpisah beberapa jam saja, saling membalas senyum dan membalas tatapan yang dipenuhi dengan rasa cinta yang dalam.
            Alangkah indahnya hari-hari berumahtangga yang dipenuhi dengan  rasa penuh cinta dan kasih sayang diantara suami dan istri, bagaikan cuaca sedang hujan bunga sepanjang hari, sepanjang tahun, dan seiring usia bersama, tyada pernah berhenti, hingga aroma wangi dan bahagianya selalu terpancar disetiap sudut-sudut rumah, dan terbawa kemanapun pasangan suami istri itu pergi.
            Keluarga Nabi Muhammad S.A.W adalah contoh rumah tangga yang penuh   dengan Keharmonisan dan keromantisan setiap hari walupun kehidupan Nabi serba kekurangan.
Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda:
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara kalian ialah yang paling baik terhadap istrinya” (HR.Tirmidzi, Ibnu Hibban, hadits hasan shahih).
            Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang pria yang sangat lembut. Beliau mengekspresikan cinta kepada istrinya dengan sederhana dan bersahaja. Beliau juga sosok yang dikenal sangat romantis. Beginilah cara nabi Menunjukkan keromantisannya pada sang Istri:

1.      Selalu mencium tangan dan kening istri ketika hendak pergi maupun kembali dari bepergian.
Nabi sering mencium istri-istriNya dengan ciuman sayang, bukan ciuman yang dipenuhi dengan nafsu belaka. Dari Aisyah ra, berkata bahwa Nabi SAW biasa mencium istrinya setelah wudhu, kemudian beliau shalat dan tidak mengulangi wudhunya.(HR Abdurrazaq). Nabi saw sering mencium Aisyah dan itu tidak membatalkan puasa (HR Nasai dalam Sunan Kubra II/204)

2.      Memanggil istrinya dengan panggilan yang indah.
beliau biasa memanggil istri-istrinya, dengan panggilan kesukaan dan panggilan yang indah. Siti ‘Aisyah, dipanggil dengan panggilan “Ya Humaira” (wahai si merah jambu). Sederhana tapi berkesan sangat manis. Begitulah Nabi. Bagaimana mungkin kesedihan menyelimuti sang Istri jika suami tercintanya selalu memanggilnya dengan begitu manis. Tak pernah sedetikpun nabi mengucapkan kata-kata buruk atau kasar kepada istrinya walau beliau dalam keadaan yang teramat lelah ataupun sedang teramat bingung memikirkan urusan UmatNya.

3.      Nabi sering menyatakan cinta kepada istriNya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa salam juga menyatakan cinta untuk istri-istri beliau dihadapan mereka maupun di hadapan para sahabat lainnya. Salah satu kalimat cinta romantis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah untuk Aisyah radhiyallahu anha. Aisyah berkata kepada Rasulullah:

يَا رَسُولَ اللهِ: كَيْفَ حُبُّكَ لِي؟ قَالَ: كَعُقْدَةِ الْحَبْلِ فَكُنْتُ أَقُولُ: كَيْفَ الْعُقْدَةُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: فَيَقُولُ: هِيَ عَلَى حَالِهَا

“Wahai Rasulullah, bagaimana rasa cintamu untukku? Beliau bersabda: Cintaku untukmu seperti ikatan tali. Maka akupun bertanya: Ikatan seperti apa itu wahai Rasulullah? Maka beliau menjawab: “Seperti ikatan tali yang takkan pernah lepas”. (HR. Abu Nu’aim Al-Asbahani dalam Hilyah Al-Aulia 2/44)

Maka Aisyah radhiyallahu anha tertawa dan tersenyum manis kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Dalam hal ini, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga menyatakan cinta beliau kepada Aisyah di hadapan para sahabat-sahabat beliau. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya:

أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: «عَائِشَةُ» ، فَقيل: مِنَ الرِّجَالِ؟ فَقَالَ: أَبُوهَا

“Siapa yang paling engkau cintai wahai Rasulullah ? Beliau menjawab: Yang paling aku cintai adalah Aisyah. Maka beliau ditanya lagi: Kalau dari kalangan lelaki, maka siapa ? Maka beliau menjawab: “Ayahnya Aisyah (Abu Bakr)” (HR. Bukhari, Tirmidzi, dll)

4.      Makan dan minum dari wadah yang sama
Dari Aisyah ra, dia berkata, “Saya biasa minum dari muk yang sama ketika haidh, lalu Nabi mengambil muk tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau minum, kemudian saya mengambil muk, lalusaya menghirup isinya, kemudian beliau mengambilnya dari saya, lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau pun menghirupnya. (HR Abdurrazaq dan Said bin Manshur).
Dari Aisyah RA, ia berkata : Saya dahulu biasa makan his (sejenis bubur) bersama Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam (HR. Bukhori dalam Adabul Mufrod)

5.      Menyuapi istri
Dari Saad bin Abi Waqosh ra berkata : Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda : “Dan sesungguhnya jika engkau memberikan nafkah, maka hal itu adalah sedekah, hingga suapan nasi yang engkau suapkan ke dalam mulut istrimu” (HR Bukhori (VI/293) dan Muslim (V/71)

6.      Setia menemani ketika istri sakit.
Diriwayatkan oleh Aisyah ra, “Nabi SAW adalah orang yang penyayang lagi lembut. Beliau orang yang paling lembut dan banyak menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit”. (HR Bukhari No 4750, HR Muslim No 2770)

7.      Bersenda gurau bersama istri
Dari Zaid bin Tsabit berkata tentang Rasulullah : Suka bercanda dengan istrinya (HR Bukhari)

8.      Menyayangi istri sepenuh hati
Sesungguhnya ketika seorang suami memperhatikan istrinya dan begitu pula dengan istrinya, maka Allah memperhatikan mereka dengan penuh rahmat, manakala suaminya merengkuh telapak tangan istrinya dengan mesra, berguguranlah dosa-dosa suami istri itu dari sela jemarinya (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar- Rafi dari Abu Said Alkhudzri r.a)

9.      Senang memberi hadiah kepada istri
Dari Ummu Kaltsum binti Abu Salamah, ia berkata, Ketika Nabi SAW menikah dengan Ummu Salamah, beliau bersabda kepadanya, Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah kepada Raja Najasyi sebuah pakaian berenda dan beberapa botol minyak kasturi, namun aku mengetahui ternyata Raja Najasyi telah meninggal dunia dan aku mengira hadiah itu akan dikembalikan. Jika hadiah itu memang dikembalikan kepadaku, aku akan memberikannya kepadamu.
Ia (Ummu Kultsum) berkata, Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yang disabdakan Rasulullah SAW, dan hadiah tersebut dikembalikan kepada beliau, lalu beliau memberikan kepada masing-masing istrinya satu botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi dan pakaian tersebut beliau berikan kepada Ummu Salamah. (HR Ahmad)


10.  Mandi bersama istri
Mandi bersama akan menghadirkan kemesraan dan kenikmatan yang lebih. Setelah berjima’, ditutup dengan mandi bersama, saling mengusapkan sabun dan menyiramkan air. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Baginda Nabi.
Diriwayatkan bahwa Aisyah r.a. berkata, “Pernah aku mandi bersama Rasulullah. Kami menggunakan satu bejana. Bejana ini berada diantara aku dan beliau. Tangan kami saling berebut masuk ke dalam bejana. Beliau berhasil mendahuluiku, sampai-sampai aku berkata, “Tolong sisakan untukku!Tolong sisakan untukku!” Aisyah mengungkapkan bahwa saat itu mereka berdua sedang junub. (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Awanah)

11.  Mengajak serta Istri ketika keluar kota
Aisyah berkata: “Biasanya Nabi saw. apabila ingin melakukan suatu perjalanan, beliau melakukan undian di antara para istri. Barangsiapa yang keluar nama/nomor undiannya, maka dialah yang ikut pergi bersama Rasulullah saw” (HR Bukhari dan Muslim)

12.  Mendinginkan kemarahan istri dengan mesra
Setiap orang pasti pernah dihinggapi dengan perasaan marah.  Ketika sedang marah maka emosi tidak terkontrol. Rasulullah berlaku bijak ketika istrinya sedang marah, beliau berusaha mendinginkannya dengan cara yang sangat mesra.
Nabi saw biasa memijit hidung Aisyah jika ia marah dan beliau berkata, “Wahai Aisy, bacalah doa: Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan”(HR. Ibnu Sunni)

13.  Membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga
Aisyah pernah ditanya: Apa yang dilakukan Nabi saw. di rumahnya? Aisyah menjawab: “Beliau ikut membantu melaksanakan pekerjaan keluarganya”. (HR Bukhari)

14.  Tetap Romantis walau istri sedang Haid
Ketika Aisyah sedang haid, Nabi SAW pernah membangunkannya, beliau lalu tidur dipangkuannya dan membaca Al Quran (HR Bukhari no 7945).
           
            Begitulah Keseharian Nabi Muhammad yang selalu mampu menciptakan keharmonisan dalam rumahtanggaNya. Tidaklah begitu sulit untuk kita mengikuti apa yang dilakukan Beliau agar rumahtangga kitapun senantiasa mesra dan ditaburi oleh rasa cinta yang tulus hingga akhir usia. Namun, Apakah rumahtangga nabi betul-betul tanpa ujian atau praha rumahtangga yang biasa menghinggapi kehidupan rumahtangga terutama yang telah cukup lama membina rumahtangga?. Tentu saja tidak. Nabi juga pernah tanpa sengaja membahayakan rumahtanggaNya dengan tertarik dengan wanita lain yang bukan muhrimnya.
Dari Jabir, “sesungguhnya Nabi saw pernah melihat wanita, lalu beliau masuk ke tempat Zainab, lalu beliau tumpahkan keinginan beliau kepadanya, lalu keluar dan bersabda, Wanita, kalau menghadap, ia menghadap dalam rupa setan”.
Dengan keluruhan budinya, Nabi mampu segera menepiskan bisikan setan tersebut dengan segera menemi istrinya.
“Bila seseorang di antara kamu melihat seorang wanita yang menarik, hendaklah ia datangi istrinya, karena pada diri istrinya ada hal yang sama dengan yang ada pada wanita itu. (HR Tirmidzi).”
            Datangi istrimu. Karena sesungguhnya wanita yang bukan muhrim itu akan lebih menarik bagimu daripada istrimu, karena Tipu Muslihat Setan yang hendak membuat hatimu tergoda dan melakukan perbuatan dosa. Datangi dan pandangi istrimu, karena sesungguhnya apa yang wanita itu miliki, juga dimiliki oleh istrimu.
            Semoga Kita bisa mengambil hikmah dari apa yang Nabi lakukan didalam rumahtangganya, dan semoga rumahtangga kita semua senantiasa dinaungi limpahan Rahmat dan kasih Sayang Allah serta dibanjiri dengan rasa cinta dan kasih sayang sepanjang usia. Menggenggam tangan bersama dikala hujan maupun dikala panas dengan terus berdoa memohon perlindungan Allah Yang Maha Kuasa. Amin.

Senin, 27 November 2017

TETAP SUKSES MENDIDIK ANAK WALAU MENJADI WANITA KARIER



Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak. Setiap individu yang ada dalam keluarga mempunyai peran yang penting terutama bagi seorang ibu. Namun dewasa ini,  banyak wanita pergi ke luar rumah untuk bekerja. Meskipun kesetaraan gender menekankan pentingnya pengakuan bahwa wanita setara dengan laki-laki dalam bidang apapun, tetap saja seorang ibu adalah ibu bagi anak-anaknya.
Lalu bagaimana jika seorang wanita terpaksa harus bekerja di luar dan meningalkan anak-anak? Mungkinkah seorang anak akan tetap dekat dengan ibunya dan tetap mendapat kasih sayang yang cukup dari sang Ibu walau ibunya bekerja diluar rumah?. Sebelum kita bahas hal tersebut,  mari kita tengok terlebih dahulu  bagaimana pandangan Islam mengenai Ibu yang meninggalkan rumahnya untuk bekerja.
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Al-Jumu’ah(62):10)
            Islam, tidaklah mengungkung para wanita untuk hanya tinggal saja didalam rumahnya dan sama sekali tidak membolehkannya keluar rumah, karena adakalanya wanita dibutuhkan kehadirannya di luar. Atau mungkin mereka membutuhkan sesuatu yang harus didapat dengan cara keluar dari rumahnya.        
Syaikh Abdul Aziz Bin Baz mengatakan: “Islam tidak melarang wanita untuk bekerja dan bisnis, karena Alloh jalla wa’ala mensyariatkan dan memerintahkan hambanya untuk bekerja dalam firman-Nya:
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
Katakanlah (wahai Muhammad), bekerjalah kalian! maka Alloh, Rasul-Nya, dan para mukminin akan melihat pekerjaanmu“  (QS. At-Taubah:105)
            Menurut para Ulama, Hukum wanita bekerja diluar rumah itu ada tiga macam. Mubah (boleh), Haram, dan wajib. Mubah atau boleh, jika wanita tersebut menutup auratnya sesuai dengan syariat islam, menjaga tata cara bergaul dengan rekan kerja yang bukan muhrim sesuai dengan tuntunan islam agar tidak terjadi fitnah, dan yang terpenting adalah mendapat ridho dari orangtua jika belum menikah, dan ridho Suami jika sudah menikah, dengan tidak melupakan kewajiban utama sebagai Istri dan Ibu bagi anak anak. Haram Jika  syarat bekerja seperti yang disebutkan terdahulu, tidak dipenuhi. Wajib jika tidak ada lagi laki-laki dalam keluarga yang menjadi tulang punggung keluarga.
Islam memperbolehkan wanita bekerja, seperti yang telah dijelaskan terdahulu, Namun tetap saja bagi sebagian wanita karier, hal ini merupakan sebuah dilema tersendiri karena harus meninggalkan anak-anak mereka tanpa bimbingan mereka “sementara waktu” ketika mereka berada di dunia kerja, dan mengalihkan tugas “sementara” ini kepada wanita lain yang akrab disapa “si Mbak”. Namun yang terpenting adalah, jangan pernah sekalipun “menyesali” apapun yang telah menjadi keputusan hidup,  Bagi wanita karier, keputusan untuk bekerja diluar rumah dan meninggalkan anak –anak pada awalnya memang sebuah keputusan yang berat. Namun yakinlah bahwa anda bisa tetap mendidik anak anak walau  berkarier .
Ada beberapa keuntungan yang didapat oleh ibu yang bekerja maupun oleh anak dengan ibu yang bekerja diluar rumah. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan Harvard Business School, ibu bekerja ternyata lebih baik dalam mendidik anak-anaknya, khususnya anak perempuan. Harvard menganalisis data dari International Social Survey Programme di 24 negara antara tahun 2002 dan 2012. Dalam makalah dikatakan, 4,5 persen ibu bekerja bakal memiliki anak perempuan yang lebih pintar.  Juga, 33 persen ibu memiliki anak perempuan yang dapat diandalkan alias mandiri.
Profesor Kathleen McGinn juga mengatakan, anak-anak dari ibu bekerja cenderung menghabiskan lebih banyak waktu untuk merawat anggota keluarga lain dan melakukan tugas-tugas rumah tangga lebih baik ketimbang mereka yang memiliki ibu yang tidak bekerja, atau dalam arti yang lebih mudah dipahami adalah, anak anak akan menjadi lebih mandiri ketika ibu mereka bekerja diluar rumah.
Kembali muncul pertanyaan, mungkinkah seorang ibu yang bekerja tetap bisa mendidik anak anak walaupun berada berjauhan? Tentu saja bisa. Melly kiong, seorang penulis buku “Siapa Bilang Ibu bekerja Tidak Bisa Mendidik Anak Dengan Baik membagikan lima resep mindful parenting agar Orang tua, terutama Ibu, memiliki kesadaran dalam mengasuh putra putrinya agar menjadi pribadi-pribadi yang unggul, walaupun ia bekerja.
1.      Mendengarkan
Mendengar dengan penuh perhatian dan berbicara penuh empati. Melihat mata anak, mendengarkan intonasinya, kenali perasaannya, dan hadirkan diri bersama anak kita.
2.      Tidak Menghakimi
Jangan membombardir anak dengan ucapan-ucapan yang bisa menciutkan kepercayaan diri anak. Gunaka kata-kata yang lebih positif dan lebih kreatif untuk memberikan dorongan kepada anak. Jangan pernah memberi anak anak “label” yang hanya akan membuat anak-anak menjadi menjadi seperti apa yang diucapkan oleh orang tuanya tersebut.
3.      Pengendalian Emosi Diri
Jangan pernah membentak anak. orang tua sebaiknya fokus pada solusi penyelesaian masalahnya, bukan meluapkan emosi kepada anak yang sejatinya belum mengerti apa sesungguhnya yang sedang ia kerjakan.
4.      Adil dan Bijaksana
Berikanlah  apa yang betul-betul dibutuhkan oleh anak, bukan hanya sekedar yang diinginkan anak.
5.      Welas Asih
Tanamkan rasa empati dan penuh kasih sayang kepada anak. Banyaknya perselisihan antar kelompok yang terjadi saat ini menjadi bukti bahwa banyak anak yang tidak diajarkan dengan rasa kasih sayang yang optimal. Berikan contoh-contoh dengan cerita binatang atau menerapkan bulan kebaikan bisa menjadi kebiasaan positif yang bisa menanamkan rasa empati kepada anak.

Selain 5 point tersebut, Ada beberapa tips lain, agar seorang wanita karier tetap bisa dekat dengan anak mereka walaupun mereka bekerja diluar rumah.
1.      Sempatkan waktu walau sebentar bersama anak anak sepulang bekerja, utamakan kualitas bukan kuantitas.
2.      Sempatkan menghubungi anak-anak disela kesibukan kerjaan di kantor
3.      Buat SOP pekerjaan dengan si mbak’ dan mengontrol setiap hari
4.      Sepulang bekerja, usahakan beri waktu bebrapa menit untuk meredakan emosi karena lelah seharian bekerja, agar tidak meluapkan emosi atau menampakkan emosi tersebut dihadapan anak anak.
5.      Terapkan pola asus yang Demokratis
6.      Bila anak ditinggal bersama nenek (dititipkan), beritahukan kepada anak bahwa nenek juga sama baiknya dengan ibu. Tumbuhkan rasa cinta anak dengan mengajarinya memberi hadiah kepada nenek, ceritakan tentang kebaikan-kebaikan nenek, dan semisalnya.
7.      Penggantian kehadiran ibu sebaiknya orang yang tetap, tidak berubah-ubah. Karena bila pengganti ibu itu selalu berubah, maka anak akan tidak tenang. Kadang anak akan menjadi bersikap suka memusuhi orang lain dan pembangkang
            Berdasarkan uraian diatas, semua persoalan ibu yang bekerja, dapat diselesaikan dengan manajemen yang baik. Manajemen waktu, dan juga pola asuh. Tyada yang salah dengan ibu yang bekerja. Ia tetap bisa mendidik anak anak mereka dengan baik sembari melaksanakan kewajiban lain di kantor.  Dengan penerapan Manajemen yang baik tersebut, tentunya bukan hanya karir anda yang semakin gemilang , melainkan pula anak-anak yang tumbuh dengan baik, dan menjadi anak-anak yang terdidik dengan moral yang luhur.