Selasa, 20 Februari 2018

DISLEKSIA, MANUSIA UNIK MILIK ALLAH





DISLEKSIA, MANUSIA UNIK MILIK ALLAH

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ -٤-
“Sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (At-Tin 4)
                Sempurna. Itulah Kita Manusia. Sempurna, seperti apa adanya Allah menciptakan. Seperti inilah kita yang paling sempurna, yang paling cocok dan paling baik, yang telah diciptakan oleh Dzat Yang Maha Sempurna. Yang dengan Goresan Cinta Illahilah kita terwujud seperti ini adanya.
Cantikmu, kecerdasanmu, kebaikan hatimu, keikhlasan hatimu, kebaikanmu, ketaqwaanmu, kesholehanmu, kewibawaanmu, dan segala kebaikan yang ada pada dirimu, itulah KESEMPURNAAN yang ALLAH hadiahkan, Khusus untukmu, yang tidak akan sama bagi manusia yang lainnya. Allah berikan KESEMPURNAAN yang berbeda, kepada setiap manusia yang diciptakanNYa, karena tak akan mungkin manusia bisa menyamai KESEMPURNAAN ALLAH SANG MAHA SEMPURNA.
Bagimana halnya dengan Manusia Cacat, SEMPURNAKAH IA?. Tentu saja. dia bukanlah Produk Gagal dari Penciptaan Allah. Bukan. Allah tidak mungkin menciptakan sebuah Produk yang GAGAL. Mereka yang “tidak Sempurna” dimata manusia, adalah makhluk yang SEMPURNA di mata ALLAH, karena Allah pasti berikan kesempurnaan Lain, yang tidak dimiliki oleh manusia lain. Kesempurnaan hati. Kesempurnaan akal dan kesempurnaan kemampuan yang tidak biasa, hanya bisa dilaukan oleh mereka yang menurut manusia, mereka “TIDAK SEMPURNA”.
Banyak kisah nyata penuh inspiratif, dari mereka yang cacat, perjuangan yang mengharukan, bahkan tak jarang dari mereka yang akhirnya mampu mencapai pendidikan tinggi, layaknya manusia yang terlahir normal. Sebagai contoh, seseorang yang tidak mampu Melihat, Allah berikan mereka pendengaran yang luar biasa hebat, Suara yang luar biasa merdu, dan mata hati atau insting yang tinggi. Ini menepis anggapan bahwa manusia difable tidak mampu berkarya. Terbukti, Allah ciptakan manusia-manusia sempurna.
Tak beda halnya dengan manusia manusia yang memiliki fisik sempurna, namun memiliki kekurangan dalam kemampuan yang spesifik. Misalnya, mereka yang terlahir “Dyschromatopsi” atau yang biasa kita kenal dengan “ BUTA WARNA” maupun mereka yang terlahir dengan “Kesulitan Belajar Spesifik” yang lebih dikenal dengan “DISLEKSIA”. Mereka tetaplah manusia yang SEMPURNA. Buta Warna mungkin sudah sering didengar dan diketahui oleh masyarakat. Berbeda dengan DISLEKSIA yang mungkin belum banyak masyarakat yang memahami, apa itu DISLEKSIA.

Apa sih DISLEKSIA itu?
DISLEKSIA adalah suatu kondisi dimana anak/individu yang diyakini mempunyai tingkat kecerdasan normal (bahkan tidak sedikit yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata) ternyata mengalami kesulitan yang signifikan dalam beberapa area perkembangan tertentu dalam kehidupannya. Area perkembangan yang mengalami kesulitan itu ternyata Spesifik, yang meliputi bidang-bidang akademis seperti kemampuan membaca & tulis (DISGRAFIA) dan juga kemampuan berhitung (DISKALKULIA).
Manusia yang terlahir DISLEKSIA adalah manusia sempurna  penuh keunikan. Bagaimana tidak, kemampuan dasar yang sejatinya sangat menunjang untuk mendapatkan semua ilmu pengetahuan, tidak dimilikinya, namun ternyata mereka memiliki tingkat kecerdasan diatas rata-rata manusia yang terlahir  tanpa DISLEKSIA. Terbukti kembali  bahwa Allah menciptakan seluruh manusia dengan KESEMPURNAAN…
Seringkali orang tua yang menemukan anak anaknya mengalami kesulitan dalam mengenal huruf atau kesulitan membaca, menganggap itu hanyalah  hal yang sederhana saja. Padahal, menurut dr. Purboyo Solek, Sp. A (K), seorang konsultan Asosiasi Disleksia Indonesia (ADI), mengatakan bahwa kondisi anak yang mengalamai kesulitan belajar spesifik itu, tidak sesederhana yang dibayangkan kebanyakan orangtua. Karena selain meliputi kesulitan di bidang akademis, kesulitan belajar spesifik juga menunjukkan kesulitan lainnya didalam:
1.       Menumpukan perhatian
2.       Mengingat sesuatu
3.       Mengingat Instruksi
4.       Menjalankan Instruksi yang panjang
5.       Pengorganisasian sesuatu
6.       Pengelolaan waktu
7.       Pengelolaan keuangan
8.       Memahami Preposisi
9.       Kebingungan arah, dst.
Kompleks ya ternyata masalahnya. Dalam hal ini, dr. Purboyo juga menambahkan bahwa, Selain segala kesulitan yang telah disebutkan tersebut, ternyata, tidak jarang anak anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik ini memiliki gangguan pada perilaku tertentu, semisal:
1.            Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Yaitu, gangguan mental tipe Neurodevelopmental yang ditandai dengan aktivitas yang berlebihan (Hiperaktivitas) atau sulit mengendalikan perilaku, dan gangguan pemusatan perhatian di mana anak, tidak mampu menghentikan aktivitas yang telah dimulainya, walau telah diperintahkan, dan sering hanya bisa melaksanakan tugas dengan kecepatan tertentu. Salah satu penyerta disleksia adalah ADHD. Mengapa? Karena gen penyebab disleksia tumpang tindih dengan gen terjadinya ADHD.

Intervensi yg terlambat pada anak disleksia dan ADHD ini bisa menyebabkan anak mengalami suatu kondisi yang disebut, low self esteem (krisis percaya Diri) , merasa tak berguna, tak bisa apa-apa, yang disebabkan karena mereka sudah sering kali mengalami kegagalan. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan. Ananda harus segara mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

2.                Oppositional Defiant Disorder (ODD)
Pola suasana hati yang marah / mudah tersinggung, perilaku argumentatif / pemberontakan, atau pembalasan"

3.               Conduct Disorder (CD)
Ini adalah sebuah kelainan perilaku dan emosional yang serius yang dapat terjadi pada anak-anak dan remaja. Seorang anak dengan gangguan ini dapat menunjukkan pola perilaku yang merusak atau mengganggu.

Banyak orangtua yang tidak memahami kondisi ini, akhirnya melontarkan amarah, bahkan tak jarang juga menggunakan aksi fisik yang justru menambah pedih derita yang dirasakan Ananda Tercinta. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk segera melakukan konsultasi mendalam kepada praktisi kesehatan anak, terutama yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak, sesegera mungkin, ketika menemukan tanda-tanda tersebut, agar Ananda segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Walaupun memang DISLEKSIA ini tidak bisa sembuh, namun memiliki progres kearah perbaikan, bahkan akan membawa kondisi yang luar biasa SEMPURNA bagi kehidupan Ananda dikemudian hari. Perlu kembali diingat, Ananda yang terlahir DISLEKSIA bukanlah manusia BODOH. Justru mereka dalah manusia manusia Jenius, pemikir yang cerdas, yang tak menutup kemungkinan mampu MERUBAH DUNIA ini dengan pemikirannya yang menakjubkan.
Banyak tokoh-tokoh dunai yang cerdas, ternyata mengalamai DISLEKSIA. Sebut saja yang paling terkenal adalah Albert Einstein. Siapa yang tidak mengenal namanya. Nama yang selalu di-identikkan dengan kata ‘JENIUS”. Siapa sangka, penemu teori relativitas ini ternyata penderita disleksia. Einstein kabarnya sering gagal mengingat hal-hal sederhana. Ia tak bisa mengingat jumlah bulan dalam setahun. Namun dia bisa berhasil menyelesaikan formula matematika tersulit. SUBHANALLAH…

BAGAIMANA MENGENALI GEJALA DISLEKSIA
Sebelum anak anak memasuki usia sekolah, masa dimana mereka mulai belajar mengenal huruf dan mulai belajar membaca, tentu akan sulit untuk mendeteksi gejala awal DiSLEKSIA ini. Dr. Purboyo memberikan tanda-tanda yang mengarah pada DISLEKSIA, yang bisa dideteksi sebelum masa sekolah. Diantaranya adalah;
1. keterlambatan bicara.
2. Kosakata terbatas dibanding dgn anak seusianya.
3. Kalau bercerita sering menggunakan kata ganti.
4. Mudah lupa
5. Sulit mengikuti ritme.
6. Sering salah terminologi (misal: kolam itu tebal, orang itu panjang)

BAGAIMANA DETEKSI AWAL DISLEKSIA
Deteksi dini DISLEKSIA, bisa dilakukan dengan kegiatan obsevasional pada perilaku, akademik, dan tes IQ.  Dan tentunya harus dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah memahami dan mengerti melakukan penanganan pada DISLEKSIA.
Untuk skrining awal, ada sebuah situs website, yang dibuat oleh ADI (Asosiasi Disleksia Indonesia). Alamat websitenya adalah nbpcenter.com Di dalam website itu, orangtua yang menemukan kejanggalan pada Ananda, yang curiga mengarah pada DISLEKSIA, bisa mendaftarkan nama Ananda, kemudian menjawab segala macam pertanyaan mengenai Ananda yang berhubungan dengan DISLEKSIA. Diakhir nanti, akan ada jawaban dari test Skrining tersebut. Jika dari skrining awal ternyata berisiko tinggi maka anak harus di assestment lebih dalam.

TIPS dan TRIK
1.       Diluar Disleksia atau Bukan, ada beberapa tips untuk mengenali, kapan sebenarnya anak anak siap atau bisa mulai diajarkan menegnal huruf dan baca. Pertama, anak harus diidentifikasi terlebih dahulu bagaimana kemampuan pre-akademiknya, seperti apakah si anak sudah paham bentuk, preposisi, pengelompokan, sudah mengenal warna, dll. Biasanya jika kemampuan pre-akademik masih belum bisa ,maka akan mempengaruhi kemampuannya mengenali huruf. Tentu hal ini bukan mengarah kepada DISLEKSIA, tetapi karena ananda belum siap.

2.       Cara mengajarkan membedakan b dan d bisa memakai teknik multisensori dan remedial (pengulangan). Bisa dengan cara menulis dipasir, tebak huruf di punggung, menulis di udara dll.
3.       Untuk anak Disleksia, proses pengenalan huruf ini memang butuh usaha lebih, dan harus step by step, juga harus terung DIULANG karena anak disleksia itu PELUPA. Berikut saya berikan gambar bagaimana cara mengajarkan hurif pada anak DISLEKSIA dengan jari-jari tangan.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga Bermanfaat ya Bunda… dan perlu diingat sekali lagi bahwa Allah mengukir ciptaanNYA dengan bentuk yang SEMPURNA.