DISLEKSIA, MANUSIA UNIK
MILIK ALLAH
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ
فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ -٤-
“Sungguh, Kami telah
Menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (At-Tin 4)
Sempurna.
Itulah Kita Manusia. Sempurna, seperti apa adanya Allah menciptakan. Seperti
inilah kita yang paling sempurna, yang paling cocok dan paling baik, yang telah
diciptakan oleh Dzat Yang Maha Sempurna. Yang dengan Goresan Cinta Illahilah
kita terwujud seperti ini adanya.
Cantikmu,
kecerdasanmu, kebaikan hatimu, keikhlasan hatimu, kebaikanmu, ketaqwaanmu,
kesholehanmu, kewibawaanmu, dan segala kebaikan yang ada pada dirimu, itulah
KESEMPURNAAN yang ALLAH hadiahkan, Khusus untukmu, yang tidak akan sama bagi
manusia yang lainnya. Allah berikan KESEMPURNAAN yang berbeda, kepada setiap
manusia yang diciptakanNYa, karena tak akan mungkin manusia bisa menyamai
KESEMPURNAAN ALLAH SANG MAHA SEMPURNA.
Bagimana halnya
dengan Manusia Cacat, SEMPURNAKAH IA?. Tentu saja. dia bukanlah Produk Gagal
dari Penciptaan Allah. Bukan. Allah tidak mungkin menciptakan sebuah Produk
yang GAGAL. Mereka yang “tidak Sempurna” dimata manusia, adalah makhluk yang
SEMPURNA di mata ALLAH, karena Allah pasti berikan kesempurnaan Lain, yang
tidak dimiliki oleh manusia lain. Kesempurnaan hati. Kesempurnaan akal dan kesempurnaan
kemampuan yang tidak biasa, hanya bisa dilaukan oleh mereka yang menurut manusia, mereka
“TIDAK SEMPURNA”.
Banyak kisah
nyata penuh inspiratif, dari mereka yang cacat, perjuangan yang mengharukan,
bahkan tak jarang dari mereka yang akhirnya mampu mencapai pendidikan tinggi,
layaknya manusia yang terlahir normal. Sebagai contoh, seseorang yang tidak mampu Melihat, Allah berikan mereka pendengaran yang luar biasa hebat, Suara yang
luar biasa merdu, dan mata hati atau insting yang tinggi. Ini menepis anggapan
bahwa manusia difable tidak mampu
berkarya. Terbukti, Allah ciptakan manusia-manusia sempurna.
Tak beda halnya
dengan manusia manusia yang memiliki fisik sempurna, namun memiliki kekurangan
dalam kemampuan yang spesifik. Misalnya, mereka yang terlahir “Dyschromatopsi” atau yang biasa kita
kenal dengan “ BUTA WARNA” maupun mereka yang terlahir dengan “Kesulitan Belajar Spesifik” yang lebih
dikenal dengan “DISLEKSIA”. Mereka tetaplah manusia yang SEMPURNA. Buta Warna
mungkin sudah sering didengar dan diketahui oleh masyarakat. Berbeda dengan DISLEKSIA yang mungkin belum banyak masyarakat yang
memahami, apa itu DISLEKSIA.
Apa sih DISLEKSIA itu?
DISLEKSIA adalah
suatu kondisi dimana anak/individu yang diyakini mempunyai tingkat kecerdasan
normal (bahkan tidak sedikit yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata)
ternyata mengalami kesulitan yang signifikan dalam beberapa area perkembangan
tertentu dalam kehidupannya. Area perkembangan yang mengalami kesulitan itu
ternyata Spesifik, yang meliputi bidang-bidang akademis seperti kemampuan membaca
& tulis (DISGRAFIA) dan juga kemampuan berhitung (DISKALKULIA).
Manusia yang
terlahir DISLEKSIA adalah manusia sempurna
penuh keunikan. Bagaimana tidak, kemampuan dasar yang sejatinya sangat
menunjang untuk mendapatkan semua ilmu pengetahuan, tidak dimilikinya, namun
ternyata mereka memiliki tingkat kecerdasan diatas rata-rata manusia yang terlahir tanpa
DISLEKSIA. Terbukti kembali bahwa Allah menciptakan seluruh manusia dengan
KESEMPURNAAN…
Seringkali orang
tua yang menemukan anak anaknya mengalami kesulitan dalam mengenal huruf atau
kesulitan membaca, menganggap itu hanyalah
hal yang sederhana saja. Padahal, menurut dr. Purboyo Solek, Sp. A (K),
seorang konsultan Asosiasi Disleksia Indonesia (ADI), mengatakan bahwa kondisi anak
yang mengalamai kesulitan belajar spesifik itu, tidak sesederhana yang
dibayangkan kebanyakan orangtua. Karena selain meliputi kesulitan di bidang
akademis, kesulitan belajar spesifik juga menunjukkan kesulitan lainnya
didalam:
1. Menumpukan perhatian
2.
Mengingat sesuatu
3.
Mengingat Instruksi
4.
Menjalankan Instruksi yang panjang
5.
Pengorganisasian sesuatu
6.
Pengelolaan waktu
7.
Pengelolaan keuangan
8.
Memahami Preposisi
9.
Kebingungan arah, dst.
Kompleks ya
ternyata masalahnya. Dalam hal ini, dr. Purboyo juga menambahkan bahwa, Selain
segala kesulitan yang telah disebutkan tersebut, ternyata, tidak jarang anak
anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik ini memiliki gangguan pada
perilaku tertentu, semisal:
1. Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD)
Yaitu, gangguan
mental tipe Neurodevelopmental yang ditandai dengan aktivitas yang berlebihan
(Hiperaktivitas) atau sulit mengendalikan perilaku, dan gangguan pemusatan perhatian di mana anak, tidak mampu menghentikan aktivitas yang telah dimulainya, walau telah diperintahkan, dan sering
hanya bisa melaksanakan tugas dengan kecepatan tertentu. Salah satu penyerta disleksia adalah ADHD. Mengapa?
Karena gen penyebab disleksia tumpang tindih dengan gen terjadinya ADHD.
Intervensi yg terlambat pada anak disleksia
dan ADHD ini bisa menyebabkan anak mengalami suatu kondisi yang disebut, low self esteem (krisis
percaya Diri) , merasa tak berguna, tak bisa apa-apa, yang disebabkan karena mereka sudah sering
kali mengalami kegagalan. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan. Ananda
harus segara mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
2. Oppositional Defiant Disorder (ODD)
Pola suasana
hati yang marah / mudah tersinggung, perilaku argumentatif / pemberontakan,
atau pembalasan"
3. Conduct Disorder (CD)
Ini adalah
sebuah kelainan perilaku dan emosional yang serius yang dapat terjadi pada
anak-anak dan remaja. Seorang anak dengan gangguan ini dapat menunjukkan pola
perilaku yang merusak atau mengganggu.
Banyak orangtua
yang tidak memahami kondisi ini, akhirnya melontarkan amarah, bahkan tak jarang
juga menggunakan aksi fisik yang justru menambah pedih derita yang dirasakan
Ananda Tercinta. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk segera melakukan
konsultasi mendalam kepada praktisi kesehatan anak, terutama yang berhubungan
dengan tumbuh kembang anak, sesegera mungkin, ketika menemukan tanda-tanda tersebut, agar Ananda segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Walaupun memang
DISLEKSIA ini tidak bisa sembuh, namun memiliki progres kearah perbaikan, bahkan
akan membawa kondisi yang luar biasa SEMPURNA bagi kehidupan Ananda dikemudian
hari. Perlu kembali diingat, Ananda yang terlahir DISLEKSIA bukanlah
manusia BODOH. Justru mereka dalah manusia manusia Jenius, pemikir yang cerdas,
yang tak menutup kemungkinan mampu MERUBAH DUNIA ini dengan pemikirannya yang
menakjubkan.
Banyak
tokoh-tokoh dunai yang cerdas, ternyata mengalamai DISLEKSIA. Sebut saja yang
paling terkenal adalah Albert Einstein. Siapa yang tidak mengenal namanya. Nama yang selalu di-identikkan dengan kata
‘JENIUS”. Siapa sangka, penemu teori relativitas ini ternyata penderita
disleksia. Einstein kabarnya sering gagal mengingat hal-hal sederhana. Ia tak
bisa mengingat jumlah bulan dalam setahun. Namun dia bisa berhasil
menyelesaikan formula matematika tersulit. SUBHANALLAH…
BAGAIMANA MENGENALI GEJALA DISLEKSIA
Sebelum anak
anak memasuki usia sekolah, masa dimana mereka mulai belajar mengenal huruf dan
mulai belajar membaca, tentu akan sulit untuk mendeteksi gejala awal DiSLEKSIA
ini. Dr. Purboyo memberikan tanda-tanda yang mengarah pada DISLEKSIA, yang bisa dideteksi sebelum masa sekolah.
Diantaranya adalah;
1. keterlambatan bicara.
2. Kosakata terbatas dibanding
dgn anak seusianya.
3. Kalau bercerita sering
menggunakan kata ganti.
4. Mudah lupa
5. Sulit mengikuti ritme.
6. Sering salah terminologi
(misal: kolam itu tebal, orang itu panjang)
BAGAIMANA DETEKSI AWAL DISLEKSIA
Deteksi dini DISLEKSIA, bisa
dilakukan dengan kegiatan obsevasional pada perilaku, akademik, dan tes IQ. Dan tentunya harus dilakukan oleh
tenaga ahli yang sudah memahami dan mengerti melakukan penanganan pada DISLEKSIA.
Untuk skrining awal, ada sebuah
situs website, yang dibuat oleh ADI (Asosiasi Disleksia Indonesia). Alamat
websitenya adalah nbpcenter.com
Di dalam website itu, orangtua yang menemukan kejanggalan pada Ananda, yang
curiga mengarah pada DISLEKSIA, bisa mendaftarkan nama Ananda, kemudian menjawab segala
macam pertanyaan mengenai Ananda yang berhubungan dengan DISLEKSIA. Diakhir
nanti, akan ada jawaban dari test Skrining tersebut. Jika dari skrining awal
ternyata berisiko tinggi maka anak harus di assestment lebih dalam.
TIPS dan TRIK
1. Diluar
Disleksia atau Bukan, ada beberapa tips untuk mengenali, kapan sebenarnya anak
anak siap atau bisa mulai diajarkan menegnal huruf dan baca. Pertama, anak harus
diidentifikasi terlebih dahulu bagaimana kemampuan pre-akademiknya, seperti
apakah si anak sudah paham bentuk, preposisi, pengelompokan, sudah mengenal warna, dll.
Biasanya jika kemampuan pre-akademik masih belum bisa ,maka akan mempengaruhi
kemampuannya mengenali huruf. Tentu hal ini bukan mengarah kepada DISLEKSIA, tetapi karena ananda belum siap.
2. Cara
mengajarkan membedakan b dan d bisa memakai teknik multisensori dan remedial
(pengulangan). Bisa dengan cara menulis dipasir, tebak huruf di punggung, menulis di
udara dll.
3. Untuk
anak Disleksia, proses pengenalan huruf ini memang butuh usaha lebih, dan harus
step by step, juga harus terung DIULANG karena anak disleksia itu PELUPA.
Berikut saya berikan gambar bagaimana cara mengajarkan hurif pada anak
DISLEKSIA dengan jari-jari tangan.
Demikian yang
dapat saya sampaikan. Semoga Bermanfaat ya Bunda… dan perlu diingat sekali lagi
bahwa Allah mengukir ciptaanNYA dengan bentuk yang SEMPURNA.

